Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menargetkan nilai perdagangan Indonesia dengan India menembus US$ 120 miliar dalam 10 tahun ke depan. Angka itu melonjak lima kali lipat dari posisi saat ini.
“Kadin bersama pemerintah akan memastikan perdagangan dengan India terus membukukan surplus bagi Indonesia,” ujar Anindya Bakrie usai menyertai kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto di New Delhi, India, Senin (27/1/2025).
Anindya menjelaskan, nilai perdagangan Indonesia dengan India tahun lalu (Januari-November 2024) mencapai US$ 24,1 miliar. Rinciannya, Indonesia mengekspor barang ke India senilai US$ 18,9 miliar, sedangkan India mengekspor barang ke Indonesia US$ 5,2 miliar. Alhasil, neraca perdagangan Indonesia dengan India membukukan surplus sekitar US$ 13,7 miliar untuk Indonesia.

Perwakilan India untuk G20 (India’s G20 Sherpa), Amitabh Kant juga sempat mengutarakan ambisi India melipatgandakan perdagangan dan investasi dengan Indonesia dalam lima tahun mendatang.
“Anda memiliki presiden baru yang sangat dinamis dan visioner. Presiden yang percaya pada hubungan ekonomi dan perdagangan dengan India. Perdana Menteri kami sangat percaya bahwa India harus memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Indonesia,” tutur Amitabh di New Delhi, Sabtu (25/1/2025).
Anindya Bakrie mengungkapkan, para pengusaha Indonesia perlu terus menjaga surplus perdagangan dengan India. Sebab dengan menjaga surplus perdagangan, berarti para pengusaha turut menjaga fundamental dan pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk memelihara cadangan devisa, menjaga nilai tukar rupiah, dan mengawal inflasi, khususnya inflasi barang impor (imported inflation).
“Kadin ingin agar angka perdagangan RI-India bisa terus berkembang ke US$ 50 miliar, bahkan US$ 120 miliar dalam 10 tahun,” tegas dia.

Untuk memastikan perdagangan RI-India terus meningkat dengan posisi surplus untuk Indonesia, menurut Anindya Bakrie, banyak hal yang harus dikerjakan para pengusaha dan pemerintah, seperti meningkatkan daya saing produk serta menerbitkan regulasi yang ramah eksportir dan dunia usaha.
“Tentu masing-masing harus mengerjakan PR. Bukan cuma dalam soal hambatan tarif, namun juga hambatan nontarif (non-tariff barrier). Misalnya kuota, perizinan, itu mesti dijaga betul,” tandas dia.
Terus Berkoordinasi dengan CII
Anindya menambahkan, agar perdagangan RI-India meningkat, Kadin akan terus berkoordinasi dengan Konfederasi Industri India (CII) dan perusahaan-perusahaan di Negeri Anak Benua itu. “Kami akan terus berkoordinasi dengan CII dan perusahaan-perusahaan India, bukan hanya di bidang perdagangan, tapi juga investasi. Tujuannya agar mereka investasi di Indonesia,” papar dia.
Forum CEO India-Indonesia yang dipimpin Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie dan Ketua CII, Ajay S Shriram menggelar pertemuan di New Delhi, India, Sabtu (25/1/2025) di sela-sela kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke India.

Forum CEO India-Indonesia kemudian merilis pernyataan bersama tentang perlunya kedua negara memperkuat kerja sama bisnis. Anindya Bakrie bersama mitranya, Ajay S Shriram kemudian menyerahkan dokumen hasil pertemuan Forum CEO Indonesia-India kepada Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.
Dokumen hasil pertemuan Forum CEO Indonesia-India diterima Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono dan Menlu India, Subrahmanyam Jaishankar. Dokumen diserahkan sebelum Prabowo dan Modi menyampaikan pernyataan bersama seusai pertemuan bilateral di Hyderabad House, New Delhi, Sabtu (25/1/2025).
Pertemuan Forum CEO tersebut merupakan yang ke-3 kalinya dihelat para pengusaha kedua negara. Forum CEO India-Indonesia digelar CII dan Kadin Indonesia yang masing-masing dipimpin Sanjiv Puri dan Anindya Bakrie. Forum ini dihadiri 50 CEO dari berbagai badan usaha terkemuka, terdiri atas 25 dari India dan 25 dari Indonesia.
Mereka beroperasi di enam sektor bisnis, yaitu perawatan kesehatan, pangan dan pertanian, manufaktur, energi, teknologi, dan rumah murah. Setiap sektor diwakili masing-masing 5 CEO India dan Indonesia.

Project Management Office
Ketum Kadin Anindya Bakrie menuturkan, Kadin Indonesia akan membentuk Project Management Office (PMO) untuk menindaklanjuti hasil pertemuan Forum CEO India-Indonesia di New Delhi.
Anindya mengatakan, komunikasi yang terjalin antara pengusaha India dan Indonesia berlangsung sangat baik. Kedua pihak saling bertukar informasi mengenai kondisi bisnis di masing-masing negara. Hal itu membuka jalan bagi para pengusaha India dan Indonesia untuk menjalin kerja sama yang lebih erat.
“Jadi, kunjungan Kadin Indonesia ke India untuk menyertai lawatan Bapak Presiden Prabowo sukses, baik dari sisi pemerintah, maupun dari sisi pengusaha,” ujar dia.
Berkat kunjungan itu, kata Anindya, hubungan baik yang telah terbina antara Presiden Prabowo dan PM Narendra Modi berlanjut dan makin erat. Hal itu akan menciptakan iklim yang sehat di bidang perdagangan dan investasi kedua negara.

Selain itu, menurut Anin, pertemuan 25 CEO dari Indonesia dengan 25 CEO dari India dalam Forum CEO India-Indonesia menghasilkan kolaborasi yang produktif. Kedua pihak sepakat menjalin kerja sama yang fokus ke sektor perawatan kesehatan, pangan dan pertanian, manufaktur, energi, teknologi, dan rumah murah.
Anindya Bakrie juga menegaskan, para pengusaha Kadin yang menyertai kunjungan Prabowo ke India bukan cuma para pengurus Kadin Pusat, tapi juga Kadin Daerah. Ini sesuai semangat Kadin bahwa para pengusaha di daerah harus lebih masif dilibatkan dalam program-program pemerintah demi pemerataan ekonomi.
“Yang hadir di sini bukan hanya dari Kadin Pusat. Ada juga teman-teman dari daerah. Mereka di sini bukan hanya jalan-jalan. Mereka sangat fokus ke kolaborasi. Teman-teman datang ke pabrik susu, pabrik motor, food estate, hospital,” tegas dia.
Anindya Bakrie menjelaskan, orientasi program pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah India adalah pemerataan, sama dengan yang dicanangkan pemerintah Indonesia.
“Pak Presiden Prabowo juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Program pertumbuhan ekonomi kita difokuskan ke pemerataan, ke daerah. Program Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan rumah murah 3 juta unit per tahun, program swasembada pangan dan energi, itu arahnya memberdayakan ekonomi daerah,” papar Anindya Bakrie.