Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie menekankan pentingnya meningkatkan investasi langsung (direct investment) dan konsumsi rumah tangga untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih pesat dan inklusif.
“Strategi ke depan harus lebih fokus pada peningkatan investasi dan menjaga konsumsi domestik, terutama konsumsi rumah tangga, dengan cara menjaga daya beli masyarakat,” kata Anindya Novyan Bakrie kepada pers usai memimpin Rapat Pengurus Harian Kadin Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, ekonomi Indonesia pada 2024 tumbuh 5,03%, melambat dibanding pada 2023 yang tumbuh 5,05%. Sedangkan ekonomi kuartal IV-2024 terhadap kuartal IV-2023 (year on year/yoy) tumbuh 5,02%. Adapun ekonomi kuartal IV-2024 terhadap kuartal sebelumnya (quarter to quarter/q-to-q) tumbuh 0,53%.
Berdasarkan distribusi produk domestik bruto (PDB) menurut pengeluaran, konsumsi rumah tangga pada 2024 menyumbang 54,04%, investasi langsung (pembentukan modal tetap bruto/PMTB) sebesar 29,15%, ekspor 22,18% (sebelum dikurangi impor 20,39%), konsumsi pemerintah 7,73%, dan konsumsi lembaga non-profit rumah tangga (LNPRT) sebesar 1,36%. Keenam komponen itu masing-masing tumbuh 4,94%, 4,61%, 6,51%, 6,61%, 12,48%, dan 7,95%.
Anindya Novyan Bakrie menjelaskan, sekitar 62% pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang konsumsi domestik (konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah). Konsumsi rumah tangga sebagian besar berasal dari kelas menengah atas yang porsinya mencapai 70%.
“Karena itu, menjaga daya beli masyarakat merupakan kunci mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasional. Kita harus memastikan konsumsi domestik tetap stabil, terutama dari kelas menengah atas. Ini penting agar momentum pertumbuhan tetap terjaga,” tegas dia.
Sambil menjaga daya beli masyarakat, menurut Anindya Bakrie, investasi berbasis ekspor dengan nilai tambah tinggi harus menjadi fokus utama. “Ini penting agar ekonomi tumbuh berkelanjutan. Jika ingin tumbuh dari 5% ke 6%, 7%, atau bahkan 8%, kita harus meningkatkan investasi di sektor yang mampu mendorong ekspor dengan nilai tambah,” ujar dia.
Itu sebabnya, kata Anindya Bakrie, Indonesia perlu memelihara iklim investasi di dalam negeri agar tetap kondusif, baik bagi investor domestik maupun investor asing. “Kami optimistis tahun 2025 akan menjadi tahun persiapan untuk lonjakan pertumbuhan yang lebih tinggi bagi tahun-tahun selanjutnya,” tandas dia.
Kadin Fokus Konsolidasi
Ketum Kadin Anindya Bakrie juga mengungkapkan, berdasarkan Rapat Pengurus Harian Kadin Indonesia, kinerja Kadin sepanjang Januari 2025 menunjukkan perkembangan yang positif, terutama dalam aspek konsolidasi organisasi, kerja sama internasional, dan dukungan terhadap sektor riil.
“Salah satu pencapaian utama yang dilaporkan adalah keberhasilan Kadin melakukan konsolidasi internal melalui Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan,” tutur dia.
Melalui langkah ini, kata Anin, Kadin Indonesia kini menjadi organisasi tunggal yang lebih solid dan telah mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah. Konsolidasi ini diharapkan memperkuat posisi Kadin dalam membangun sinergi antara dunia usaha dan pemerintah.
Dalam Rapat Pengurus Harian Kadin Indonesia itu pun dilaporkan perkembangan berbagai sektor industri. Salah satu yang menjadi fokus utama adalah sektor pertanian yang mengalami kemajuan dalam program penguatan komoditas pangan strategis, seperti beras, cabai, dan jagung.
“Kadin tidak hanya memberikan masukan bagi kebijakan kepada pemerintah, tetapi juga terlibat langsung dalam penguatan sektor riil,” ujar Anin.
Tak kalah penting, kata Anindya Bakrie, adalah sektor usaha kecil, menengah, dan koperasi (UKM-K). Kadin memberikan perhatian khusus kepada sektor tersebut. Alhasil, Kadin ke depan akan lebih aktif mendukung pengembangan koperasi sebagai pilar ekonomi nasional.
“Kadin akan terus memperkuat peranannya sebagai jembatan antara dunia usaha dan pemerintah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” tandas Anindya.
Anindya menuturkan, hal lain yang bisa digarisbawahi adalah hasil kunjungan Kadin ke World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss. Dalam forum ini, Indonesia dan India menjadi sorotan karena dinilai bisa menopang pertumbuhan ekonomi global yang tengah melambat.
“Terlepas dari berbagai tantangan di dalam negeri, secara global Indonesia diakui sebagai pusat pertumbuhan dunia bersama India,” ucap dia.
Di samping itu, menurut Anindya, delegasi Kadin telah melakukan kunjungan bisnis ke India menyertai kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto. Kunjungan tersebut membawa berbagai agenda strategis. Salah satu hasil yang signifikan adalah business matching dalam memperluas jaringan bisnis dengan pelaku usaha India.
Anin menambahkan, kerja sama antara asosiasi pasar modal Indonesia dan India juga menjadi salah satu capaian penting. Kedua negara memiliki potensi investasi yang besar di pasar modal, dengan total nilai pasar mencapai US$ 1 triliun. Sinergi ini diharapkan membuka peluang investasi lebih luas bagi kedua negara.
Forum CEO India-Indonesia yang dipimpin Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie dan Ketua Konfederasi Industri India (CII), Ajay S Shriram menggelar pertemuan di New Delhi, India, Sabtu (25/1/2025) di sela-sela kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke India.
Usai pertemuan tersebut, Forum CEO India-Indonesia merilis pernyataan bersama tentang perlunya kedua negara memperkuat kerja sama bisnis. Anindya Bakrie bersama mitranya, Ajay S Shriram kemudian menyerahkan dokumen hasil pertemuan Forum CEO Indonesia-India kepada Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.
Dokumen hasil pertemuan Forum CEO Indonesia-India diterima Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono dan Menlu India, Subrahmanyam Jaishankar. Dokumen diserahkan sebelum Prabowo dan Modi menyampaikan pernyataan bersama seusai pertemuan bilateral di Hyderabad House, New Delhi, Sabtu (25/1/2025).
Sejalan dengan itu, Indonesia dan India menyepakati kerja sama di berbagai bidang yang dituangkan dalam 5 nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU). Presiden Prabowo dan PM India, Narendra Modi menyaksikan langsung pertukaran MoU tersebut seusai pertemuan bilateral kedua pemimpin negara di Hyderabad House, New Delhi, Sabtu (25/1/2025).
Ke-5 MoU yang ditandatangani Indonesia dan India yaitu:
- Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Kesehatan antara Kementerian Kesehatan Indonesia dengan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga Republik India,
- Memorandum Saling Pengertian Antara Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia dan Komisi Pharmacopoeia untuk Obat–obatan India dan Homoeopati Kementerian Ayush Republik India dalam Kerja Sama di Bidang Pemastian Mutu Obat Tradisional,
- Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Komunikasi Dan Digital Republik Indonesia dan Kementerian Elektronik Dan Teknologi Informasi Republik India tentang Kerja Sama dalam bidang Pengembangan Digital,
- Memorandum Saling pengertian antara Badan Keamanan Laut Republik Indonesia dan Penjaga Pantai tentang Kerja Sama Keselamatan dan Keamanan Maritim, dan
- Program Pertukaran Budaya antara Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Kementerian Kebudayaan Republik India Periode 2025 – 2028.
Ke-5 MoU itu belum termasuk kesepakatan tentang pembangunan rumah murah 3 juta unit per tahun yang dicanangkan Presiden Prabowo, di mana para pengusaha India berminat terlibat dalam program tersebut.