Home Berita Kadin Bantu Pemerintah, Kadin Siap Akselerasi Pembangunan di Tengah Penghematan Anggaran

Bantu Pemerintah, Kadin Siap Akselerasi Pembangunan di Tengah Penghematan Anggaran

by Admin

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie menyatakan, para pengusaha siap membantu pemerintah mengakselerasi program-program pembangunan di tengah penghematan anggaran yang dilakukan kementerian dan lembaga negara (K/L).

“Salah satu sektor yang akan disasar para pengusaha adalah infrastruktur,” kata Anindya Bakrie usai menghadiri breakfast meeting Kadin bersama Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu),  Thomas Djiwandono di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (14/02/2025).

Dalam acara  yang diinisiasi  Kadin Bidang Luar Negeri itu, Wamenkeu Thomas Djiwandono didampingi Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu.

Menurut Anindya Bakrie, pengusaha yang tergabung dalam Kadin Indonesia antusias menyambut peluang kerja sama dengan pemerintah demi menyukseskan program-program yang berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat.

 

Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono memberikan sekapur sirih pada acara Kadin Breakfast Meeting yang digelar Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie dan Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia, James T Riady di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (14/02/2025). Foto: ist

 

Ketum Kadin Anindya menegaskan, pemerintah dan dunia usaha harus bekerja sama untuk menggerakkan perekonomian agar angka kemiskinan menurun dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

“Apalagi saat ada efisiensi. Nah, pihak swasta punya  peran lebih untuk bisa berkreasi,” tandas Chief Executive Officer (CEO) PT Bakrie & Brothers Tbk tersebut.

Para pengusaha, kata Anindya Bakrie, mendukung langkah efisiensi yang dilakukan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Para pelaku usaha,  khususnya yang bergabung dalam Kadin, memahami alasan di balik efisiensi tersebut.

“Tentu kita mesti mengerti mengapa harus melakukan efisiensi. Efisiensi selalu tidak enak, tapi dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Apalagi kalau dana hasil efisiensi direlokasi ke program-program  yang bersifat jangka panjang, seperti pengurangan angka kemiskinan dan peningkatan kualitas SDM,” papar dia.

Anin mencontohkan, sebagian anggaran hasil efisiensi akan direlokasikan ke program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan cek kesehatan gratis. “Ini investasi jangka panjang. Kita susah bersaing kalau anak-anak kita tidak bergizi, mereka tidak sehat. IQ mereka mesti tinggi,” tutur dia.

Di sisi lain, menurut Anindya Bakrie, program MBG akan menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional karena dampak berantai (multiplier effect) yang dihasilkannya, seperti penyediaan pangan yang melibatkan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), para petani, peternak, petambak, para pelaku transportasi, pengemasan, dan sektor-sektor terkait lainnya.

 

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie pada acara Breakfast Meeting Kadin Indonesia Bidang Luar Negeri dengan Wakil Menkeu, Thomas Djiwandono di Hotel Aryaduta Jakarta, Jumat (14/2/2025).Foto: ist

 

Begitu pula program pembangunan 3 juta rumah murah per tahun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Program ini akan berdampak luas terhadap perekonomian karena sektor properti memiliki sektor ikutan yang sangat banyak, sekitar 200 sektor. “Jadi, selain negara hadir untuk menyediakan hunian bagi MBR, program ini akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dengan daya dorong sangat signifikan,” papar dia.

Melawan Kebijakan Efisiensi

Sementara itu, saat membuka Kongres Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Jatim International Expo, Surabaya, Senin (10/2/2025),  Presiden Prabowo Subianto mengatakan, ada pihak-pihak di internal birokrasi yang melawan kebijakan efisiensi anggaran.

“Ada yang melawan saya, ada. Dalam birokrasi merasa sudah kebal hukum merasa sudah menjadi raja kecil, ada,” tegas Prabowo.

Menurut Presiden Prabowo, kebijakan efisiensi anggaran ditempuh guna berhemat agar uang negara tidak dikeluarkan untuk hal-hal yang tidak perlu. Bahkan, katanya, terdapat anggaran yang sengaja dikeluarkan untuk dikorupsi.

“Saya melakukan penghematan, saya ingin pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu,  pengeluaran-pengeluaran yang mubazir, pengeluaran-pengeluaran untuk  alasan nyolong, saya ingin hentikan,  dibersihkan,” tegas Prabowo.

Prabowo mengemukakan, efisiensi anggaran dilakukan karena pemerintah ingin memberi makan anak Indonesia dan ingin memperbaiki sekitar 330.000 sekolah. Anggaran yang ada saat ini hanya cukup untuk memperbaiki sekitar 20.000 sekolah.

“Berapa tahun kita mau selesaikan 330.000 sekolah? Karena itu, perjalanan dinas, perjalanan ke luar negeri harus dikurangi. Kau boleh melawan Prabowo, tetapi nanti kau lawan emak-emak itu semua itu. Bandel, ndablek,” ujar Presiden.

 

Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan pada pembukaan Kongres Muslimat NU di Jatim International Expo, Surabaya, Senin (10/2/2025). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev.

 

Itu sebabnya, kata Presiden, pihaknya  menghentikan anggaran perjalanan dinas ke luar negeri. Perjalanan ke luar negeri hanya diperbolehkan untuk sekolah dan mewakili Indonesia. “Jangan tugas yang dicari-cari untuk jalan-jalan. Kalau mau jalan-jalan, pakai uang sendiri,” tandas dia.

Prabowo juga menjelaskan alasannya melakukan kunjungan kenegaraan ke sejumlah negara beberapa waktu lalu. “Saya diundang sebagai Kepala Negara untuk menghadiri konferensi penting. Saya mewakili bangsa untuk mengamankan kepentingan bangsa,” tutur dia.

Mesin Pertumbuhan Baru

Di sisi lain, Penasihat Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro mengatakan, efisiensi anggaran dilakukan Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan mesin pertumbuhan baru.

“Selama ini, Indonesia hanya tergantung pada peristiwa besar yang bersifat rutin dan nonrutin untuk mendorong mesin pertumbuhan ekonomi,” ujar Bambang Brodjo di Jakarta, baru-baru ini.

Dia menjelaskan, program MBG dan pembangunan  3 juta rumah murah per tahun akan menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi. Di satu sisi,  Kedua program itu bakal menggerakkan perekonomian, khususnya di daerah, karena memiliki dampak ikutan (multiplier effect) yang sangat besar.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurut Bambang Brodjo, selama ini  bergantung pada dua hal, yaitu harga komoditas dan acara-acara  besar, seperti pemilu dan kegiatan keagamaan.

“Kalau ada event besar, baik yang rutin, seperti keagamaan, Lebaran, Puasa, Natal, dan Tahun Baru, ditambah kegiatan yang sifatnya nonrutin, seperti pemilu, itu sangat menolong,” tutur dia.

Dia yakin program MBG dan pembangunan 3 juta rumah murah per tahun akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru dengan dampak berantai yang sangat kuat.

“Program MBG, dengan eksekusi yang baik, akan menjadi stimulus pemerataan pertumbuhan ekonomi. Jadi, penting sekali untuk memastikan MBG bisa menggerakkan ekonomi di tingkat lokal,” papar dia.

 

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia, James T Riady memberikan pidato singkat pada acara Kadin Breakfast Meeting di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (14/02/2025). Foto: ist

 

Bambang Brodjo menambahkan,  program 3 juta rumah juga sangat penting karena mampu menggerakkan ekonomi, mengingat sektor properti memiliki sektor industri ikutan yang sangat banyak dengan mata rantai yang panjang.

“Properti merupakan salah satu sektor yang memiliki efek pengganda terbesar di Indonesia. Kalau pemerintah bisa mengeksekusi berapa pun program rumah murah, ini akan sangat membantu, paling tidak memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi pada 2025,” ujar  dia.

Bambang Brodjo mengaku terinspirasi saat ia menjabat sebagai Dirjen Islamic Research and Training Institute di Islamic Development Bank (IDB) pada 2011. Saat memimpin lembaga itu di Jeddah, Arab Saudi,  Bambang menemukan cara sederhana dalam menjamu tamu.

“Setiap kali menerima tamu atau rapat, nggak ada snacknggak ada makan siang, cukup air putih atau paling lumayan teh, dan di meja saya ada kurma,” tutur dia.

Dia mengakui, alokasi anggaran untuk makanan ringan atau rapat-rapat di hotel bisa berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, manfaat yang dihasilkan penghematan anggaran jauh lebih besar karena program yang disasar jauh lebih signifikan. “Jadi, efisiensi memang diperlukan,” tegas dia.

You may also like

Leave a Comment