Kadin Indonesia dan para pengusaha Prancis yang tergabung dalam Mouvement des Entreprises de France (Medef) membahas kerja sama dan investasi di berbagai sektor, terutama energi, infrastruktur, pembiayaan, pertahanan, dan consumer goods.
“Kami akan menjalin sinergi yang berkaitan dengan peluang investasi kedua negara,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie usai audiensi dengan para pengusaha Prancis yang bernaung di bawah Medef pada rangkaian Indonesia-France Business Forum 2025.
Medef atau Gerakan Perusahaan Prancis adalah federasi pengusaha terbesar di Prancis. Didirikan pada 1998, organisasi ini menggantikan Conseil national du patronat français (CNPF ) atau Dewan Nasional Pengusaha Prancis yang dibentuk pada 1946.

Menurut Anindya Bakrie, Indonesia-France Business Forum 2025 membahas potensi kerja sama dan di berbagai sektor, di antaranya sektor energi, infrastruktur, pembiayaan, pertahanan, dan consumer goods.
Forum tersebut, kata Anindya, bisa menjadi cikal bakal bagi rencana pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang bakal digelar pada Mei mendatang.
Ketum Kadin Anindya menegaskan, relasi yang kuat antara pemimpin kedua negara, antara Kadin Indonesia dan Medef, dan antara Duta Besar akan sangat membantu kerja sama tersebut.
“Indonesia dan Prancis memiliki potensi kerja sama investasi yang besar. Saat ini total nilai perdagangan kedua negara mencapai angka US$3 miliar,” tutur dia.

Anindya Bakrie menjelaskan, potensi kerja sama Indonesia dan Prancis akan semakin cerah karena pemerintah tengah merampungkan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Pakta ekonomi itu diharapkan selesai tahun ini.
Kerja sama kedua negara, kata Anin, sangat penting. Apalagi Prancis itu adalah negara kedua terbesar di European Union, sedangkan Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN. “Jadi, ini juga bisa membawa kestabilan investasi dan perdagangan regional,” ujar dia.
Anindya menambahkan, audiensi Kadin dan Medef tersebut merupakan lanjutan dari Indonesia-France Business Forum yang digelar pada Juli 2024, bersamaan dengan Olimpiade Paris. Agenda itu dihadiri Prabowo Subianto yang juga melakukan pertemuan dengan 25 CEO perusahaan besar asal Prancis, antara lain Danone, L’Oreal, Eramet, Total Energy, dan Michelin.

Cinta Indonesia
Sementara itu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron telah mengonfirmasi rencananya untuk berkunjung ke Indonesia pada Mei 2025. Pernyataan ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid di sela-sela acara “AI Action Summit” di Grand Palais, Paris, Senin (11/2/2025). “Saya akan (ke Indonesia), Saya cinta negara Anda,” ujar Macron kepada Meutya.
Jika terlaksana, itu akan menjadi kunjungan kenegaraan pertama presiden Prancis ke Indonesia sejak 2011, ketika deklarasi bersama kemitraan strategis kedua negara ditandatangani di Jakarta oleh Perdana Menteri François Fillon dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Meutya menilai bahwa kehadiran Macron akan menjadi momen penting dalam memperkokoh hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis. “Kunjungan Presiden Macron ke Indonesia akan semakin memperkokoh kerja sama strategis di berbagai sektor, termasuk ekonomi digital, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), pertahanan, dan energi hijau,” ujar Meutya dalam keterangan resmi, Rabu (12/2/2025).
Indonesia dan Prancis memiliki hubungan diplomatik yang erat. Prancis juga menjadi salah satu mitra utama Indonesia di sektor pertahanan. Indonesia membeli 42 jet tempur buatan Prancis, Rafale dengan nilai kontrak US$ 8,1 miliar yang ditandatangani pada 2022.
Di sektor energi, Prancis melalui perusahaan asal negara itu bekerja sama dengan Indonesia untuk mengembangkan energi terbarukan, termasuk proyek pembangkit listrik tenaga surya dan hidro.
Selama kunjungannya, Macron dijadwalkan bertemu Presiden Prabowo Subianto dan menghadiri sejumlah agenda strategis. Salah satu topik utama yang akan dibahas adalah penguatan kerja sama di bidang pengembangan kecerdasan buatan yang menjadi fokus kedua negara dalam menghadapi transformasi digital global.