Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Far East and Arctic Development Corporation (FEDC) Rusia menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai kerja sama di bidang perdagangan, ekonomi, dan investasi antara Indonesia dan Rusia dalam ajang The 13th Session of the Indonesia-Russia Joint Commission on Trade, Economic and Technical Cooperation.
Penandatanganan berlangsung pada Selasa (15/4/2025) di Gedung AA Maramis, Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, dan disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto.
MoU tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie dan Deputy CEO FEDC Kirill Kamenav.
“Yang ingin saya sampaikan bahwa nomor satu, Indonesia ini tentu terus mencari market untuk berdagang dan juga mencari mitra untuk saling berinvestasi,” kata Anin sapaan akrabnya.
Anin menyoroti sejarah panjang hubungan Indonesia-Rusia, mulai dari pembangunan awal Stadion Gelora Bung Karno dan RS Persahabatan yang merupakan hasil kerja sama kedua negara pada masa awal kemerdekaan.
Secara perdagangan, Anin mengungkapkan bahwa ekspor Indonesia ke Rusia saat ini mencapai hampir 1 miliar dolar AS, sementara impor dari Rusia sekitar 2,4 miliar dolar AS.
Produk yang diekspor Rusia antara lain minyak, pupuk, dan hasil laut seperti ikan dan kepiting. Sedangkan Indonesia mengekspor kelapa sawit, mesin, karet, alas kaki, kopi, dan teh ke Rusia.
“Kalau dilihat memang kita ini masih kalah. Mereka kirim 2,5 miliar dolar AS, kita kirim hampir 1 miliar dolar AS. Tapi dengan kerja sama seperti ini, saya yakin bukan saja kami bisa lebih balance, tapi juga bisa lebih besar,” ujar Anin.
Lebih dari sekadar perdagangan, kerja sama ini juga diarahkan untuk meningkatkan investasi. Dan dengan kerja sama ini, Kadin berhasil menggandeng dunia usaha Rusia sebagai salah satu negara terbesar di dunia.
Dunia usaha Rusia dinilai memiliki kekuatan di bidang minyak dan gas, pertahanan, riset, dan pendidikan.
Sejumlah proyek migas turut dibahas dalam pertemuan, termasuk peluang kolaborasi dengan BUMN energi Indonesia seperti Pertamina.
Anin menambahkan bahwa Kadin akan aktif mendampingi pemerintah dalam berbagai forum internasional seperti St. Petersburg Economic Forum di Juni 2025, Eastern Economic Forum di Vladivostok pada September, dan pertemuan BRICS di Brasil pada Juli mendatang.
“Ini merupakan suatu momen yang bagus. Terus mencari alternatif pasar, apalagi yang sudah punya sejarah panjang dengan kita. Kita masih punya ruang untuk bisa menyeimbangkan perdagangan,” ujarnya.
Anin pun menekankan pentingnya berbagai langkah diplomasi ekonomi ini untuk memberi dampak langsung kepada pelaku usaha di bawah naungan Kadin, baik perusahaan besar, BUMN, maupun UMKM.
“Ini upaya yang ujungnya bukan saja diplomasi internasional, tapi ujungnya bisa membawa dampak langsung kepada anggota-anggota Kadin. Bukan hanya dari devisa kita, tapi juga pembukaan pasar-pasar baru di luar yang sudah ada, dengan Cina dan Amerika,” pungkasnya.
Sebagai informasi, FEDC (Far East and Arctic Development Corporation) adalah lembaga pembangunan negara Rusia di bawah Kementerian Pembangunan Timur Jauh dan Arktik Rusia, yang bertujuan untuk mengembangkan dan melaksanakan proyek-proyek ekonomi dan sosial di Distrik Federal Timur Jauh dan Zona Arktik Federasi Rusia.