JAKARTA, – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan, ada tiga sektor teknologi yang akan menjadi pasar masa depan (frontier market) bagi Indonesia, yaitu climate technology, health technology, dan artificial intelligence (AI).
“Jadi, Indonesia punya tiga frontier market atau market masa depan. Itu harus kita manfaatkan betul,” tutur Anindya Bakrie pada acara Indonesia Digital Economy Outlook 2025, di Jakarta, Jumat (13/12/2024).
Pada pasar pertama (climate technology/teknologi iklim), Anindya Bakrie menyoroti dua aspek utama, yakni pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) dan transisi energi. Dalam aspek sustainable agriculture, startup lokal seperti eFishery merupakan contoh keberhasilan teknologi yang mendukung swasembada pangan.
“Ini adalah cikal bakal. Kalau kita bicara sustainable agriculture, apalagi pada era di mana pemerintah ingin mengedepankan swasembada pangan, sustainable agriculture ini sangat banyak,” kata dia.
Anin menambahkan, banyak sekali swasembada yang ingin dicapai pemerintah, dari pangan sampai energi. “Kita tidak mau impor beras lagi, jagung, gula, garam. Ini semua tidak akan bisa tercapai tanpa teknologi,” ujar dia.
Climate technology, menurut Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, mencakup pula transisi energi. Contohnya peran penting smart grid yang dikelola PT PLN (Persero) dan efisiensi energi oleh Pertamina.
“Yang paling bagus dalam transisi energi adalah tipe energinya. Bukan hanya CO2 absorption, tapi bagaimana kita bisa efisien,” tandas Anindya.
Sementara itu, pada pasar kedua (health tech/teknologi kesehatan), aplikasi kesehatan seperti yang ada sekarang bisa menjadi jembatan untuk mengatasi kekurangan tenaga medis dan fasilitas kesehatan. Aplikasi ini akan terus berkembang.
“Pandemi Covid-19 memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya inovasi di bidang kesehatan. Saat pandemi, jika masyarakat ingin membeli parasetamol saja sangat sulit, apalagi vaksin,” papar dia.
Anin menilai pemerintah sudah menempuh langkah-langkah yang tepat di bidang kesehatan. “Kalau tidak salah, di bidang kesehatan, pemerintah menganggarkan sampai Rp 20 triliun dalam APBN 2025. Jadi, ada off taker-nya,” ucap Anindya.
Adapun pada pasar ketiga (AI atau kecerdasan buatan), kata Anindya, AI yang terus berkembang akan mendatangkan banyak manfaat dalam segala aspek kehidupan.
“Teknologi AI berkembang sangat pesat dan sudah merambah berbagai sektor kehidupan. Dulu, AI identik dengan chat bot. Tapi sekarang sudah sampai digital imaging. Ke depan tentu akan berkembang terus,” tegas Anindya.
Bangsa Indonesia, menurut Anindya Bakrie, harus bisa semaksimal mungkin memanfaatkan climate technology, health technology, dan AI sebagai frontier market. Dengan demikian, kemajuan teknologi benar-benar menguntungkan kepentingan nasional dan memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya yang terkait dengan kesejahteraan rakyat.
“Inilah waktunya kita memanfaatkan konvergensi teknologi untuk hal-hal yang membawa manfaat besar bagi masyarakat luas,” tegas Anindya.
Ekonomi Digital Indonesia
Ketum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie juga optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai US$ 300 miliar atau setara Rp 4.812 triliun (kurs Rp 16.040 per dolar AS) pada 2030 seiring pesatnya perkembangan teknologi dan inovasi digital.
“Nilai ekonomi digital di dalam negeri pada 2023 mencapai US$ 90 miliar (Rp 1.443 triliun) dan diperkirakan meningkat menjadi US$ 130 miliar (Rp 2.084 triliun) tahun ini. Pada 2030, berdasarkan kajian kalangan analis, nilai ekonomi digital kita akan menjadi US$ 200-300 miliar,” ujar dia.
Menurut Anindya Bakrie, saat ini tidak banyak industri atau sektor yang dapat mencatatkan pertumbuhan 2,5 kali lipat dalam waktu lima tahun. “Tentunya kita harus memanfaatkan betul-betul ekonomi digital agar mendatangkan kemaslahatan bagi bangsa Indonesia,” tandas dia.
Anindya menegaskan, peran teknologi digital saat ini amat vital, termasuk dalam penggerak utama perekonomian sebuah negara. Sekarang ini dunia sudah masuk era perangkat lunak, aplikasi, dan kecerdasan buatan (AI).
Indonesia juga masuk era tersebut. Proses digitalisasi di Indonesia dimulai dari pembangunan infrastruktur, berlanjut ke pengembangan aplikasi digital, dan seterusnya. “Kalau di aplikasi kan dimulai era Traveloka, Gojek, Tokopedia,” kata Anindya.
Bisa Optimalkan APBN
Ketum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, mengungkapkan, terdapat setidaknya lima sektor utama yang memperoleh manfaat digitalisasi. Pertama adalah pengelolaan APBN. “Dengan adanya digitalisasi, procure-nya menjadi lebih baik, transparan, dan ujung-ujungnya bisa ada penghematan,” kata dia.
Sektor kedua, menurut Anindya, adalah konsumsi domestik. Transformasi digital telah mengubah cara masyarakat dalam berbelanja. Pada momen Black Friday, misalnya, banyak toko memberikan diskon besar-besaran untuk menarik pelanggan agar berbelanja secara online.
“Sebelumnya orang-orang berbelanja secara langsung. Sekarang bisa dari rumah sendiri atau dari mana pun. Itu pasti membantu perputaran ekonomi, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” ucap dia.
Anin menambahkan, digitalisasi juga dapat mendorong investasi. Misalnya investasi infrastruktur digital, seperti jaringan 5G. Secara global, investasi 5G diperkirakan mencapai US$ 1 triliun, mendekati produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang saat ini diperkirakan mencapai US$ 1,4 triliun.
“Investasi untuk 5G di Indonesia pasti ada. Kita lihat banyak perusahaan operator yang merger,” ucap Anindya.
Sektor selanjutnya yang terdampak positif oleh digitalisasi, kata Anindya Bakrie, adalah kegiatan ekspor dan impor, di mana perizinan ekspor-impor semakin mudah dan cepat. Begitu pula dalam penetrasi pasar ke luar negeri.
Tak kalah penting, menurut Anindya, transformasi digital dapat membantu Indonesia menjadi net exporter di sektor energi, khususnya listrik hijau. Dengan dukungan teknologi, Indonesia berpeluang besar mengekspor listrik hijau, baik ke negara-negara tetangga maupun ke pasar global secara luas. “Terakhir adalah transformasi itu semua. Hijau, biru, dan digital, yang akan mendatangkan manfaat luas bagi kita semua,” kata dia.