JAKARTA, – Ketua Umum (Ketum) Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie membeberkan strategi Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi 8% saat ia menjadi salah satu pembicara pada APEC CEO Summit 2024 di Lima, Peru, Kamis (14/11/2024).
Anindya Bakrie mengakui, ekonomi Indonesia menghadapi tantangan yang tidak mudah dalam 5 tahun ke depan. Apalagi pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata berada di level 5% dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, Anindya optimistis target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 8% di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran dapat dicapai secara bertahap.
“Target pertumbuhan ekonomi 8% bisa dicapai secara bertahap, di antaranya dengan mendorong infrastruktur digital yang memadai,” tegas Anindya pada forum bergengsi yang mempertemukan para pengusaha dan pemimpin pemerintahan di kawasan Asia-Pasifik itu.
Di sela-sela acara APEC CEO Summit 2024, Anindya Bakrie juga menghadiri undangan private lunch bersama Perdana Menteri (PM) Malaysia, Dato Anwar Ibrahim dan sejumlah pengusaha lainnya. Pengusaha nasional lainnhya yang turut hadir dalam acara itu antara lain Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani dan CEO PT Lippo Karawaci Tbk, John Riady.
Selain mendorong infrastruktur digital, menurut Anindya Bakrie, pemerintah sangat concern terhadap industrialisasi hijau sebagai salah satu sumber pertumbuhan PDB yang sangat penting. Soalnya, Indonesia diberkati dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
“Secara pribadi, saya juga fokus pada kapasitas bisnis kita dalam industrialisasi hijau. Karena di bawah tanah Indonesia itu diberkahi dengan mineral-mineral penting,” tutur dia.
Anindya mengungkapkan, sumber daya yang dimiliki Indonesia tidak hanya berupa bahan bakar fosil, melainkan juga komoditas tambang lain, seperti tembaga, nikel, dan seng. “Semuanya ada di posisi 5 teratas di dunia dalam hal sumber daya,” tandas dia.
FDI, Ekspor, dan Industri Transformatif
Ketum Kadin Anindya Bakrie menjelaskan, kekayaan sumber daya alam Indonesia tersebut akan mendatangkan nilai tambah yang sangat besar jika diolah menjadi energi terbarukan. Apalagi Indonesia juga memiliki potensi panas bumi, air, angin, surya, dan lainnya.
“Kita punya (potensi) panas bumi, hidro, surya, angin, dengan upaya untuk melindungi dan memanfaatkannya,” kata Anindya.
Chief Executive Officer (CEO) PT Bakrie & Brothers Tbk itu menekankan pentingnya meningkatkan konsumsi masyarakat atau rumah tangga, di atas belanja pemerintah, guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 55% terhadap PDB pengeluaran.
Kecuali itu, Anindya menggarisbawahi perlunya menjaring lebih banyak investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI), ekspor, dan industri transformatif. “Indonesia juga harus mampu membentuk ekosistem industri digital dan industrialisasi hijau,” ucap dia.
Anindya Bakrie mengemukakan, infrastruktur digital sangat penting dan mendasar bagi Indonesia. Itu karena Indonesia memiliki populasi sangat besar sebanyak 280 juta jiwa yang tersebar di 17.000 pulau, termasuk lima pulau besar, yaitu Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Papua.