Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar diskusi bertajuk “Optimalisasi CEPA dan Perjanjian Perdagangan Internasional Pasca-Liberation Day” yang berlangsung di Menara Kadin Indonesia, Jakarta Selatan, pada Senin (05/05/2025).
Acara ini diadakan untuk membahas pemanfaatan maksimal dari perjanjian perdagangan internasional, khususnya Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), guna memperkuat posisi Indonesia dalam jaringan nilai global.
Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Perdagangan dan Perjanjian Internasional Kadin Indonesia, Pahala N. Mansury, menyatakan bahwa Indonesia saat ini memiliki hampir 26 perjanjian perdagangan internasional, termasuk CEPA dengan berbagai negara.
Menurut Pahala, optimalisasi pemanfaatan perjanjian-perjanjian tersebut sangat penting untuk meningkatkan kinerja ekspor dan posisi Indonesia dalam rantai pasok produksi global.
“Kita harus memiliki mindset untuk menjadikan Indonesia bagian dari global supply chain atau rantai pasok produksi dunia” ujar Pahala.
Pahala menambahkan bahwa negara-negara lain yang telah menjalin perjanjian CEPA umumnya langsung memosisikan diri sebagai bagian penting dari sistem produksi negara mitra.
“Karena mengingat negara-negara lain yang juga memiliki perjanjian dagang khususnya dalam hal ini adalah CEPA, yang mereka lakukan pertama-tama adalah bagaimana mereka betul-betul bisa menjadi bagian daripada rantai pasok produksi dari masing-masing negara tersebut,” kata Pahala.
Dalam kesempatan tersebut, Pahala juga menanggapi soal pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya mencapai 4,87 persen pada triwulan pertama 2025. Meski di bawah target 5 persen, Pahala tetap optimistis dengan tren ke depan.
“Kita tentunya masih cukup tetap optimistis ya. Pemerintah telah mencanangkan program deregulasi dan debirokratisasi yang kami harap bisa mendorong peningkatan investasi dan ekspor bersih ke depan,” ujar Pahala.
Ia menambahkan bahwa jika dibandingkan dengan pertumbuhan negara lain, capaian Indonesia masih relatif baik.
“Kita masih tetap cukup optimis bahwa pertemuan kita juga di masa-masa mendatang ini, khususnya di tiga triwulan mendatang ini masih bisa lebih baik dibandingkan apa yang dicapai di triwulan pertama,” tutur Pahala.
Terkait negosiasi perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) yang dinilai sebagian pihak terlalu “lunak”, Pahala membantah anggapan tersebut. Ia menilai proses yang berlangsung justru merupakan peluang strategis.
“Indonesia adalah satu dari sedikit negara yang saat ini tengah menjalani proses negosiasi dengan AS. Ini peluang baik, apalagi kontribusi perdagangan AS terhadap perdagangan dunia hanya sekitar 10-12 persen. Masih ada 88 persen peluang dari negara-negara lain yang bisa kita optimalkan,” jelasnya.
Pahala juga menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran dan pemahaman pelaku usaha dalam memanfaatkan perjanjian perdagangan yang telah disepakati.
“Kita perlu terus mendorong pelaku usaha agar melihat potensi yang ada, dan memosisikan Indonesia sebagai bagian penting dalam supply chain negara-negara mitra CEPA,” tandas Pahala.
Lebih lanjut, Senior Advisor dari Boston Consulting Group (BCG), Andrew Cainey menyoroti dinamika global yang penuh ketidakpastian, namun tetap membuka ruang untuk kolaborasi dan inovasi.
“Globalisasi akan terus berjalan, hanya dalam bentuk yang agak berbeda. Indonesia perlu berinvestasi dalam posisi yang lebih kuat dalam jaringan nilai global dan memanfaatkan peluang seperti China Plus One,” ujar Andrew Cainey.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri menekankan bahwa CEPA bukan hanya alat untuk meningkatkan ekspor, tetapi juga untuk mendorong investasi, jasa, pembangunan, dan daya saing ekonomi secara menyeluruh.
“CEPA harus digunakan secara intensif dan komprehensif agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian Indonesia,” tutup Yose Rizal.
Sebagai infomasi, acara diskusi ini juga dihadiri di antaranya oleh Wakil Ketua Umum Koordinator (WKUK) Bidang Pangan Kadin Indonesia Mulyadi Jayabaya, Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Asosiasi/Himpunan/Anggota Luar Biasa Kadin Indonesia Benny Soetrisno, WKU Bidang Kelautan dan Perikanan Kadin Indonesia Yugi Prayanto, WKU Bidang Pemasaran, Promosi, Inovasi dan Pengembangan Produk UMKM Kadin Indonesia Rifda Ammarina, serta Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Kementerian Perdagangan RI, Bayu Wicaksono Putro.