PERU, – Presiden Prabowo dan PM Malaysia Anwar Ibrahim menyaksikan serah terima kepemimpinan Kaukus ASEAN untuk APEC Business Advisory Council (ABAC) dari Ketua ABAC Indonesia/Ketum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie kepada Ketua ABAC Malaysia Datuk Ruben E Gnanalingam.
Serah terima dilangsungkan pada acara APEC CEO Summit 2024 di Grand National Theatre of Peru, Lantai 2, Lima, Peru, Kamis (14/11/2024) petang waktu setempat atau Jumat (15/11/2024) pagi.
Anindya Bakrie yang menjadi pembuka acara memperkenalkan Presiden Prabowo Subianto di hadapan para pimpinan negara APEC, sekaligus mengundang Presiden Prabowo untuk memberikan sambutan, disusul kemudian oleh Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim. Di sela-sela acara itu juga dilangsungkan Dialog Tingkat Tinggi antara Presiden Prabowo dan PM Anwar Ibrahim.
Presiden Prabowo menyatakan, pemerintahannya telah menetapkan serangkaian prioritas yang jelas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 8% per tahun.
“Tujuannya tiada lain untuk menempatkan Indonesia di antara lima negara dengan ekonomi teratas dunia pada 2045, sejalan dengan Visi Indonesia Emas,” kata Presiden Prabowo.
Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan, Presiden Prabowo menempatkan fokus yang kuat pada beberapa area kunci, yakni meningkatkan ketahanan pangan, memastikan ketahanan energi melalui penekanan yang lebih besar pada energi terbarukan, serta meningkatkan ketahanan kesehatan.
Dengan adanya acara APEC CEO Summit, kata Anindya, ABAC Indonesia memanfaatkan platform global ini untuk mempertemukan para pemimpin bisnis dari seluruh negara-negara anggota APEC, ASEAN, kawasan Amerika Latin dan Karibia, serta negara-negara mitra dialog lainnya.
“Bismillah…Go Indonesia, Go ASEAN, Go APEC, untuk dunia yang lebih baik,” ujar Anindya.
Pada acara yang dihelat ABAC Indonesia dan ABAC Malaysia itu juga digelar sesi dialog. Acara ini dilaksanakan atas kerja sama dengan Kadin Indonesia, serta didukung PT Bakrie & Brothers Tbk dan Lippo Group.
Sesi dialog menghadirkan Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani, Ketua ABAC 2024 Julia Torreblanca, Wakil Ketua ABAC Kanada Jan De Silva, serta Wakil Presiden Eksekutif dan Ketua Mexican Business Council for Foreign Trade, Investment and Technology (COMCE) untuk Asia-Pasifik (ABAC Meksiko) Sergio Ley.
Mineral Kritis dan Industri Digital
Sebelumnya, saat menjadi pembicara dalam sesi forum diskusi terbuka bertema The Impact of Investment on Development, Anindya Bakrie menjelaskan, industri digital dan industrialisasi hijau menjadi syarat penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional 8% yang dicanangkan pemerintah.
“Dua hal yang terlintas di benak (saya) untuk Indonesia adalah industri digital dan industrialisasi hijau. Agar ekonomi Indonesia tumbuh ekonomi 8%, infrastruktur digital harus ada. Secara pribadi, saya juga fokus pada kapasitas bisnis dalam industrialisasi hijau. Karena di bawah tanah, Indonesia diberkati dengan critical minerals,” tegas Anindya.
Untuk mendukung industri digital nasional, menurut Anindya Bakrie, kebutuhan terhadap infrastruktur digital sangat penting dan mendasar bagi Indonesia. Itu karena Indonesia memiliki sekitar 280 juta populasi yang tersebar di 17.000-an pulau, termasuk lima pulau besar, yaitu Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Papua.
Anindya mengemukakan, mineral kritis (critical minerals) Indonesia bukan hanya memiliki kandungan bahan bakar fosil, tetapi juga tembaga, nikel, dan seng, yang berada di peringkat ke-5 besar dunia.
“Kami bisa memproses critical minerals dengan potensi energi terbarukan di atas permukaan tanah kami di wilayah Khatulistiwa. Kami memiliki geotermal, hidro, solar, angin, yang akan kami manfaatkan ke depan,” tutur dia.
Pidato Presiden Prabowo
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto saat berpidato pada sesi APEC Leaders Informal Dialogue with Guest yang digelar di Lima Convention Center, Peru, Jumat (15/11/2024), mengatakan, Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) berperan penting sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih inklusif di tengah tantangan global yang makin kompleks.
Presiden Prabowo menyampaikan tiga peran strategis yang harus diemban APEC. Pertama, APEC harus menjadi jembatan untuk ketahanan atau bridge to resilience. Dalam konteks ini, semua pihak perlu memperkuat kerja sama dalam transisi energi bersih dan pembangunan infrastruktur yang tangguh terhadap perubahan iklim.
Pemerintah, menurut Presiden Prabowo, juga mendorong hilirisasi industri untuk mencapai kemandirian pangan. “Kami menghadapi bahaya perubahan iklim, banyak pulau kami terancam oleh naiknya permukaan laut, dan kami bekerja sama dengan banyak negara lain, mengundang mereka untuk bergabung dalam kegiatan ekonomi bersama,” ujar Prabowo.
Kedua, kata Prabowo, APEC harus menjadi jembatan untuk inovasi atau bridge to innovation. Presiden Prabowo menyerukan pentingnya transformasi digital yang inklusif dengan mengatasi kesenjangan akses teknologi dan transfer teknologi antarnegara anggota APEC guna mendorong inovasi di kawasan.
“Kami yakin kawasan Asia Pasifik akan memimpin transformasi digital dan inklusivitas ini,” tutur Presiden Prabowo.
Ketiga, menurut Prabowo, APEC harus menjadi jembatan untuk inklusi atau bridge to greater inclusion. Manfaat pembangunan harus dirasakan oleh semua komunitas dan individu. Karena itu, Presiden Prabowo mendorong upaya pengentasan kemiskinan, pemberantasan korupsi, serta penguatan tata kelola yang transparan.
“Indonesia mendukung prioritas APEC di bidang-bidang ini,” kata Presiden Prabowo.
Dalam pidato penutupnya, Presiden Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap perdagangan bebas, keberlanjutan, dan prinsip inklusivitas. “APEC harus terus menjadi model utama penguatan solidaritas dan kolaborasi di kawasan,” tandas dia.